Sabtu, 28 November 2009

Sejarah Komik di Eropa dan Amerika

Perkembangan komik di Eropa diawali dengan teknik ukiran kayu hingga pada akhirnya ditemukan mesin cetak (sekitar abad 15) yang membantu penyebaran komik menjadi lebih luas. Komik tidak lagi hanya dinikmati oleh kalangan tertentu dari golongan ekonomi kuat, namun dapat dinikmati oleh hampir seluruh masyarakat dari berbagai lapisan sosial.

Muncul caricature (Italia : caricare yang artinya melebih-lebihkan) yang populer pada abad 18, untuk menggambar wajah manusia dengan melebih-lebihkan bagian tertentu dari wajahnya. Karikatur dianggap sebagai salah satu awal dari kemunculan cartoon atau film animasi, yang bersifat representatif atau simbolik serta mengandung unsur humor maupun sindiran. Pada tahun 1731 muncul pictorial storytelling oleh William Hogarth, berjudul A Harlots Progress yakni satu set lukisan yang terdiri dari enam lembar, dibuat untuk dipandang secara berdampingan. Tak lama setelah itu, pada pertengahan abad 18, Rudolphe Topffer yang dikenal sebagai bapak komik modern memperkenalkan penggunaan panel-panel pembatas serta penyelaraskan kata-kata dengan gambar yang berfungsi saling memperkuat gagasan satu dengan lainnya.

Pada tahun 1895 muncul tokoh The Yellow Kid karya Richard F. Outcault yang segera menjadi rebutan antara dua media massa besar di Amerika, yaitu New York World dan New York Journal. Comic-strips menjadi bahan pembicaraan dan terbukti dapat meningkatkan oplah surat kabar hingga mencapai 300%. Pemuatan komik di surat kabar segera diikuti oleh banyak surat kabar lainnya di Amerika. Namun salah satu ganjalan terbesar ialah biaya, karena dibutuhkan biaya yang cukup besar untuk mempekerjakan seorang komikus di sebuah surat kabar.

Agar surat kabar dengan oplah yang rendah tetap dapat menampilkan comic-strips, mereka dapat berlangganan comic-strips kepada sindikat-sindikat. Sindikat-sindikat inilah yang mempekerjakan komikusnya sendiri maupun membeli putus satu set comic-strips dari komikusnya, dan kemudian menjualnya ke berbagai surat kabar. Tak lama kemudian sekitar 40 sindikat didirikan dan lebih dari 2.000 surat kabar di Amerika dengan keseluruhan oplah harian mencapai 28 juta, menyediakan tempat khusus untuk memuat bagian comic-strips. Hingga 1935, berdiri tak kurang dari 130 sindikat dengan lebih dari 1.600 comic-strips yang dijual ke sekitar 14.000 surat kabar di seluruh dunia .

Keadaan tersebut memacu munculnya begitu banyak komikus berbakat yang kemudian menghasilkan beragam penggunaan teknik, peralatan, panel, balon dialog, hingga memunculkan beragam tema serta tokoh yang digemari oleh segmen tertentu, mencakup anak-anak hingga dewasa. Teknologi cetak berwarna sekitar tahun 1960 juga turut melejitkan popularitas komik di Amerika. Berikut ini beberapa komik yang menduduki peringkat atas di Amerika, yang beberapa diantaranya mungkin tidak asing bagi kita :

1906-1914 - Little Nemo in Slumberland karangan Windsor Mc Kay

1911-1944 - Krazy Kat karangan George Herriman

1929 - Tarzan karangan Hal Foster

1933 - Flash Gordon

1938 - Superman karangan Jerry Siegel dan Joe Shuster

1946-1975 - Archie karangan Bob Montana

1981 - Sylvia karangan Nicole Hollander

Di Eropa, juga muncul komik-komik yang kini dikenal secara meluas di seluruh dunia, mulai dari Tintin, Asterix, Smurf, Agen Polisi, Si Bob, Steven Sterk, Johan dan Pirlouit, dan masih banyak lagi. Didukung oleh berkembangnya industri komik, maka dengan cepat komik-komik tersebut menyebar ke seluruh dunia. Pekerjaan sebagai komikus tidak dapat lagi dilakukan hanya seorang diri, sebuah komik digarap dengan melibatkan banyak orang di dalamnya dengan berbagai peran yang disertai dengan keahliannya masing-masing. Mulai dari writer, penciler, inker, letterer, colorist. Memasuki tahun 1980-an, kolektor serta kalangan orang-orang berpendidikan mulai menaruh minat yang besar terhadap komik, sehingga diadakanlah konferensi-konferensi serta konvensi komik, kemudian pelelangan komik, dan terbit juga majalah-majalah yang memuat maupun membahas mengenai komik.

1 komentar: